Haji lebih dari sekedar ritual. Dalam setiap rukunnya yang
wajib, terkandung hikmah bagi perbaikan diri dan mental seseorang hamba.
Niat dan Kesederhanaan dalam Ihram
Dalam ihram terdapat niat haji/umrah yang dilakukan di miqat.
Menurut dr Bahar Azwar,SpBK (Onk) dalam bukunya, Manfaat Haji dan Umrah Bagi
Kesehatan, ketika kita berniat dengan khusyuk, “prefrontal cortex (otak bagian
depan) akan bekerja merencanakan tindakan, memecahkan masalah, juga mengelola
emosi dan perilaku. Sistem ini bekerja sangat cepat, hanya dalam sepersikan
detik, seperti saat seseorang segera
mengindar ketika sebuah mobil melaju kencang ke arahnya. Karena itu, niat
beribadah, termaksud haji amat penting untung memudahkan amal kita istiqamah
menjalankanya juga mampu mengendalikanya nasfu selama beribadah.
Sedangkan pakaian ihram berupa dua lembar kain putih tanpa
jahitan (untuk laki-laki), menurut psikolog adalah pakaian kesederahanaan dan
kesucian. Efeknya bagi yang memakai, timbul perasaan suci, bersih dan hilang
rasa sombong “kesucian ini akan tetap terbawa dan membekas meskipun setelah
haji. Jadi ketika mau maksiat ia akan ingat bahwa ia pernah berihram”
penjelasnya.
Thawaf Simbol
Kerelaan
Thawaf, berputer mengelilingi Ka’bah tujuh kali, sebenarnya
meniru gerakan alam semesata. “Bumi berputar itu, kan karena merlakan diri,
berpasrah pada ketentuan Allah. Begitu juga thawaf, kita memesahrakan diri pada
ketentuan Allah swt”
Menurut Thomas Djamaluddin, kepala lembaga Penerbangan dan
Antariska Nasional (LAPAN), thawaf adalah hukum komisi: alam semesta bergantung
pada revolusi. “Bumi mengitari matahari sekali setahun, bulan mengelilingi bumi
secara teratur begitu juga satuan terkecil benda yaitu atom, dimana inti atom
dikelilingi elektron-elektron yang berputar, “jelas Thomas dikutip laman
vivanews.com. menariknya, benda-benda di alam semesta ini berputar berlawananan
arah jarum jam, sama dengan ritual thawaf. Efek thawaf bagi kejiwaan seseorang.
Ungkap piskolog , keyakinan bahwa kehendak Allah akan baik untuknya pun dikala dirundung
masalah, seseorang akan merasa lebih kuat dan bisa menyelesaikan masalahnya.
Keyakinan dalam Sa’i
Ketika ditinggal Nabi Ibrahim as ditengah gurun pasir,
logikanya mana mungkin Siti Hajar bisa menemukan air? Setelah bolak-balik
berlari ternyata muncul mata air dari entakan kaki bayi Ismail. Ritual sa’i ini
memerikan kekuatan spritual bagi yang menjalankanya dengan khyusuk sekaligus
keyakinan bahwa Allah dapat mewujudkan apa saja.
“Setiap kita ditimpa masalah jalan kembali kita hanya
bergantung kepada Allah. Ini sebuah spritual yang tidak bisa diterima dengan
logis , tapi dengan keyakinan yang kuat, hal yang tak mungkin di dunia ini bisa
saja terwujud atas kehendak Allah”
Demikan pembahsaan Revolusi Mental dengan Berhaji, selamat
menjalankannya, semoga bermanfaat, mohon maaf sekian dan terima kasih.
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon